Cara Memperoleh Kebenaran
• Manusia akan puas apabila ia telah memperoleh pengetahuan tentang apa yang dipermasalahkan dan akan lebih puas lagi apabila pengetahuan yang diperolehnya tersebut adalah pengetahuan yang benar.
• Akal Sehat
– Serangkaian konsep dan bagan konsep yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
– Konsep : pernyataan abstrak yang digeneralisasikan beserta hal-hal yang khusus.
– Bagan konsep : seperangkat konsep yang dirangkai dengan teori atau dalil-dalil hipotesis.
– Meskipun akal sehat dapat menunjukkan hal yang benar, namun dapat menyesatkan.
– Banyak dipakai oleh orang awam.
• Prasangka
– Pencapaian pengetahuan secara akal sehat dinamai oleh kepentingan orang yang melakukannya akal sehat mudah berubah menjadi prasangka.
– Orang sering tidak mengendalikan keadaan yang juga dapat.
• Pendekatan Intuitif
– Orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasarkan atas “pengetahuan” yang langsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tak disadari atau yang tak terpikirkan terlebih dahulu.
– Orang memberikan penilaian tanpa didahului sesuatu renungan à pencapaian seperti ini sukar dipercaya à metode apriori.
– Dalil-dalil yang diperoleh dengan “apriori” cocok dengan penalaran belum tentu cocok dengan pengalaman atau data empiris.
• Penemuan Kebetulan atau Coba-coba
– Banyak terjadi dan tak sedikit yang bermanfaat.
– Tanpa rencana, tidak pasti dan tak menggunakan langkah-langkah yang sistematis dan terkendali.
– Dapat diperoleh tanpa kepastian adanya pemecahan masalah
– Tidak efisien dan tidak terkontrol.
• Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis
– Biasanya diperoleh apabila seseorang telah menempuh pendidikan formal tertinggi (Doktor) atau pengalaman Profesional atau kerja ilmiah dalam suatu bidang.
– Pendapat mereka sering diterima tanpa diuji, karena dipandang benar
– Pendapat otoritas tidak selamanya benar, karena tidak didasarkan dari penelitian, melainkan hanya berdasarkan pemikiran logis.
Logika Sebagai Dasar Penalaran
• Logika
– Ilmu pengetahuan tentang asas, aturan, hukum-hukum, susunan, atau bentuk pikiran manusia yang dapat mengantar pikiran tersebut pada suatu kebenaran.
– Tidak membahas tentang proses mengingat-ingat, tetapi membahas dan mempelajari masalah penalaran à salah satu cara berfikir, tetapi bukan setiap berfikir merupakan penalaran.
– Penalaran : rangkaian proses untuk mencari keterangan dasar yang merupakan kelanjutan dari keterangan lain yang diketahui lebih dulu. Keterangan baru disini sebagai kesimpulan.
– Keterangan yang benar dan mendukung penalaran menjadi kesimpulan à kesimpulan yang benar.
– Asas-asas, hukum-hukum, susunan atau bentuk pikiran manusia memindahkan benarnya keterangan semula menjadi benarnya kesimpulan ß yang dipelajari dalam logika
– Studi yang sistematis (ilmiah) tentang prinsip umum yang menentukan kesatuan (validitas) cara menarik kesimpulan terhadap masalah-masalah yang diperbincangkan.
• Ciri-ciri Penalaran
– Adanya proses berfikir logis, selaras, sehingga menghasilkan kesimpulan yang tepat dan valid
– Adanya proses berfikir secara analisis, hingga menimbulkan kesimpulan yang tepat dan valid
• Beberapa Macam Logika
– Logika Naturalis : logika yang timbul dengan adanya sifat manusia bagi setiap orang. Tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Bila permasalahan lebih rumit, logika ini mudah sesat dan tak mungkin mencapai suatu kesimpulan.
– Logika Deduktif : logika yang mempelajari asas penalaran deduktif, yaitu penalaran yang menurunkan pernyataan2 semula menjadi suatu kesimpulan yang pasti ada.
– Logika Induktif : logika yang mempelajari arah penalaran yang benar dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat kemungkinan.
– Logika Modern : bukan sama sekali berbeda dengan logika tradisional, melainkan suatu langkah yang ciri-cirinya lebih umum dan harapannya lebih luas. Logika matematis dan banyak menggunakan simbol-simbol à logika simbolik atau logika matematika
• Silogisme
– Hukum penyimpulan berdasarkan logika deduktif.
– Silogisme : argumentasi yang terdiri dari tiga proposisi : premis mayor, premis minor dan konklusi.
– Proposisi : pernyataan atau kalimat deklaratif yang dapat memiliki nilai kebenaran atau ketidakbenaran tetapi tidak keduanya.
– Hukum Silogisme : Silogisme Hipotetik, Modus Ponendo Ponens, Modus Tolendo Tolens, Modus Ponendo Tolens, dan Modus Tolendo Ponens.
Silogisme Kategorial
• A : afirmatif universal ß Semua S adalah P
• E : negatif universal ß Tak ada S adalah P
• I : afirmatif partikular ß Beberapa S adalah P
• O : negatif partikular ß Beberapa S bukan P
• Term predikat dari konklusi merupakan term mayor dari silogisme
• Term subyek dari konklusi disebut term minor dari silogisme
• Term tengah adalah term yang muncul dalam kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan
Semua buruh adalah manusia pekerja.
Semua tukang batu adalah buruh.
Jadi, semua tukang batu adalah pekerja.
• Premis mayor adalah premis yang mengandung term mayor dari silogisme
• Premis minor adalah premis yang mengandung term minor dari silogisme
• Kesimpulan adalah proposisi yang mengatakan, bahwa apa yang benar tentang seluruh kelas, juga akan benar atau berlaku bagi anggota tertentu.
Kaidah Silogisme
1. Terdiri dari 3 proposisi : Premis mayor, Premis minor, dan konklusi.
2. Dalam ketiga proposisi tersebut harus ada 3 term : term mayor – predikat konklusi, term minor – subyek konklusi, dan term tengah – penghubung premis mayor dan minor.
3. Setiap term dalam konklusi harus tersebar atau sudah disebut dalam premis-premisnya.
4. Bila salah satu premis bersifat universal dan yang lain bersifat partikular, maka konklusinya bersifat partikular.
5. Dari dua premis yang universal, konklusi yang diturunkan juga harus bersifat universal.
6. Jika silogisme mengandung sebuah premis yang positif dan premis yang negatif, maka konklusinya harus negatif.
7. Dari dua buah premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
8. Dari dua premis yang bersifat partikular, tidak dapat ditarik kesimpulan yang sahih.
Figur 1 Figur 2 Figur 3 Figur 4
S - P P - S S - P P – S
O - S O - S S - O S – O
O - P O - P O - P O - P
Bentuk-bentuk silogisme yang sahih
Figur 1 : AAA, EAE, AII, EIO, AAI, EAO
Figur 2 : AEE, EAE, AOO, EIO, AEO, EAO
Figur 3 : AII, EIO, IAI, OAO, AAI, EAO
Figur 4 : AEE, EIO, IAI, AEO, EAO, AAI
• Postulat
– “Manusia adalah makhluk sosial” dan “Manusia dilahirkan dalam keadaan tak berdaya” disebut dengan postulat.
– Landasan pikiran yang pasti untuk mengembangkan teori-teori dalam ilmu-ilmu sosial dan penelitian-penelitian ilmiah.
– Berpengaruh terhadap tingkat validitas dan reliabilitas teori-teori dan penelitian ilmiah yang dikembangkan kemudian “Sebagai makhluk sosial, manusia ingin bergaul dengan manusia lain” dan “Dari pergaulan itu akan dapat menimbulkan pengaruh pendidikan”.
• Tingkat validitas : tingkat kejituan atau ketepatan landasan pikirannya.
• Tingkat reliabilitas : tingkat keajegan landasan pikiran apabila diaplikasikan pada kondisi yang sama dalam beberapa waktu dan keadaan. Seandainya terdapat penyimpangan akan sangat sedikit sekali, bahkan tidak tampak atau tidak berarti. à Pengetahuan ilmiah menuntut tingkat validitas dan reliabilitas.
– Setiap penelitian ilmiah mesti menggunakan postulat-postulat tertentu.
• Postulat-postulat tentang Alam Semesta
– Postulat Jenis
– Postulat Keajegan
– Postulat Sebab Akibat
– Postulat Keterbatasan Sebab Akibat
– Postulat Variabilitas Gejala
• Postulat Pokok tentang Kemampuan Manusia
– Postulat tentang reliabilitas pengamatan
– Postulat tentang reliabilitas ingatan
– Postulat tentang reliabilitas pemikiran
• Postulat Pokok tentang Alam Semesta
– Postulat Jenis : menentukan bahwa gejala yang ada di alam ini mempunyai kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Adanya perbedaan2 akan menentukan aneka ragam jenis dan kesamaan gejala yang akan mewujudkan rumpun sejenis: air dan minyak berbeda tapi sejenis, batu dan besi walau berbeda tetapi sejenis. Apakah hewan dan manusia juga berbeda tapi sejenis ? … rational animal.
• Meringkas gejala-gejala
• Memudahkan mencari jenis suatu gejala
• Memudahkan komunikasi baik oleh sesama ilmuwan maupun dengan masyarakat
– Postulat Keajegan : postulat ini beranggapan bahwa gejala-gejala alam mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan sifat-sifat hakikat dalam keadaan dan waktu tertentu. Gejala2 alam dan sosial sifatnya tidak mutlak atau dapat berubah-ubah. Perubahan kemutlakan gejala alam relatif lebih kecil daripada gejala-gejala sosial.
– Postulat Sebab Akibat : postulat ini menganggap bahwa semua kejadian dalam alam semesta ini terikat pada hubungan kausal (sebab akibat). Benda jatuh ß gaya gravitasi bumi, Mengantuk ß terlalu banyak makan, sakit, capek, dll.
– Postulat Keterbatasan Sebab Akibat : Tidaksemua sebab menimbulkan akibat. Sebab dapat membatasi akibat, demikian juga akibat dapat membatasi sebab. Belum tentu mengantuk disebabkan kurang istirahat, demikian juga sebaliknya.
– Postulat Variabilitas Gejala Alam : pencampuran berbagai kadar pewarna dalam air putih; tingkah laku orang melihat kita tersenyum. à pertimbangkan benar-benar apabila kita mengadakan eksperimen.
• Postulat Pokok tentang Kemampuan Manusia
– Postulat Reliabilitas Pengamatan : tidak selamanya pengamatan peneliti tetap, bahkan mungkin pada suatu saat salah dalam pengamatannya ß kelelahan, keinginan tak terpenuhi, harapan tak terwujud atau motivasi yang rendah.
• Perlu dilakukan :
– pengamatan ulang,
– menambah banyak kasus yang diamati
– membandingkan dengan hasil pengamatan orang lain
– Menggunakan ukuran2 yang mantap, terpercaya dan memadai
– Menggunakan simbol-simbol
– Berbuat obyektif
– Postulat Reliabilitas Ingatan : orang mudah mengingat hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang mengesankan : apa yang disenangi, dikagumi, dibenci, mencemaskan, dlsb.
• Perlu dilakukan :
– Dokumentasi
– Penggunaan simbol
– Postulat Reliabilitas Pemikiran : seseorang tak luput dalam reasoning. Pemikiran seseorang dapat dipengaruhi keadaan, tempat, dan waktu. Kadang kita mengikuti logika, tapi kadang mengikuti perasaan (hati). Kita harus ingat bahwa yang benar itu logis tapi yang logis tak selamanya selalu benar.
• Teori dan Hipotesis
– Teori dibutuhkan sebagai pegangan pokok secara umum, sedangkan Hipotesis diperlukan sebagai penjelasan problematika yang ingin dicari pemecahannya.
– Teori dibangun dengan data yang tersusun dalam satu sistem pemikiran yang sistematik à pengumpulan data dilakukan hanya apabila masalah penelitian telah selesai diformulasikan dan direncanakan.
– Dalam kaitannya dengan hipotesis suatu penelitian, teori merupakan perumusan sementara suatu kemungkinan atau dalil.
– Teori sebagai titik permulaan suatu hipotesis akan dibuktikan.
– Hipo berarti kurang atau lemah, dan thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
– Hipotesis : jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empirik.
• (1) kalimat deklaratif / proposisi
• (2) tentang satu atau lebih populasi
• (3) dirumuskan secara padat dan jelas
• (4) perlu data utk pengujian.
– Apabila bahan-bahan penelitian (data) membenarkan kenyataan seperti yang tertuang dalam hipotesis, maka hipotesis tersebut diterima; jika sebaliknya, hipotesis nol ditolak.
– Hipotesis nol (nihil) : hipotesis yang menyatakan tak ada perbedaan atau tak ada hubungan antara sampel yang satu dengan yang lain, atau prosedur satu dengan prosedur lainnya, atau ukuran yang satu dengan ukuran lainnya.
– Hipotesis alternatif : menyatakan adanya perbedaan (komparatif) atau hubungan (korelatif) antara dua atau lebih sampel yang mewakili populasi2nya.
Rabu, 02 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
komen aja sesuka loe...
OK!!!